Karma
Itu Ada
Berawal dari kisah
nyata ku. Di cerpen ini aku ingin bercerita bahwa karma itu ada. Ini memang
bukan kisah cinta pertamaku tapi inilah cinta yang benar-benar membuatku
benar-benar merasakan rasa sayang. Awalnya aku dan dia tidak saling mengenal
satu sama lain saling menegur pun tidak, saling bertatap mata apalagi. Dihari
itu adalah hari pertama aku yang terpilih menjadi OSIS diberikan tangggung
jawab untuk mengorientasikan siswa-siswi baru di SMA kami. Dia .. dan dia
adalah seorang ketua OSIS dia sangat bertanggung jawab dengan apa yang
ditugaskan dari Bapak/Ibu guru berikan kepadanya, iya memang benar adanya.
“Tar
itu ada anak cantik yang duduk dipaling pojok depan namanya ayu gak lo deketin
aja?” salah satu sahabatnya menyeletuk “ah gak deh gue belom kenal banget sama
dia apalagi dia murid baru” balas Tara sambil duduk ke bangku guru depan kelas.
Itulah yang aku dengar sedikit dari percakapan mereka antara Tara dan
sahabatnya dari SMP itu, aku tidak tau apa yang mereka bicarakan selanjutnya. Ya
aku tidak peduli karena aku memang tidak terlalu mengenal apalagi dekat dengan
Tara. Karena sudah terlalu sering menjalankan tugas sebagai OSIS di SMA dan
tentunya bersama-sama ketua OSIS itu aku jadi tertarik kepadanya. “pengen deh
gue punya bb biar bisa bbmn sama tara hehe” ucapku kepada salah satu temanku
“loh lo suka sama dia? Emg harus apa lo punya bb? Smsn juga bisa kan hahaha..”
temanku dengan tertawannya yang meledek “iya gue lumayan tertarik sama dia
hehe.. ihh gengsi lah gue smsn, Sedangkan dia pake bb” jawab ku kesal, Karena
pada saat itu aku memang belum punya gadget keren “yaudah lo minta aja sama
orang tua lo beliin bb biar bisa minta pinnya si ketos tuh” jawab temanku
sambil menyeruput minuman yang tadi ia beli dikantin“ahh gamau yang ada nanti
gue diomelin” balasku sambil berjalan masuk ke kelas.
Tidak
kerasa aku sudah duduk dibangku kelas XI SMA swasta daerah jakarta selatan. Aku
sangat bersyukur karena, aku salah satu siswa yang berprestasi di sekolah.
alhamdulilah aku mendapatkan beasiswa yang terbilang jumlahnya cukup besar. Aku
sangat senang jadi selama aku dikelas XI SMA aku tidak perlu merepotkan kedua
orang tuaku untuk bayaran sekolah. ‘tuh gita kamu udah dapat beasiswa seneng
kan? Mama pesen belajar lebih giat lagi ya biar bisa banggain mama sama bapak”
mama berkata padaku sambil merangkul ku, pada saat itu hatiku seperti burung-burung
yang baru dilepaskan dari sangkar bahagianya aku “iya mah makannya jangan lupa
doain gita terus ya supaya jadi lebih pintar insyallah gita bakalan usaha
terus” jawabku sambil tersenyum manis menatap mamaku.
Karena
aku sudah mendapat beasiswa dari sekolah, tentunya lumayan dari uang beasiswa
itu diberikan kepada ku untuk uang saku. Keluarga ku memang keluarga yang
sederhana jadi ketika aku meminta sesuatu kepada orang tua tidak saat itu juga
barang yang aku minta langsung diberikan. Dan aku memanfaatkan uang beasiswa
itu untuk membeli sebuah handphone yang aku inginkan. Aku senang sekali
akhirnya apa yang aku inginkan terbeli tanpa merepotkan orang tua.
(di kantin) “kak reny tolong promot pin aku dong kak
tapi buat anak satu sekolahan kita aja ya” aku bicara kepada salah satu kakak
seniorku yang memang sudah lama akrab “ciee bebe baru yah? Hahaha oke deh aku
promot ya” balas dengan tertawanya yang khas membuatku ingin tertawa juga “udah
ya git”,”makasih kak” aku pergi sambil mencubit pipinya yang cabi itu. Tidak
lama kemudian hape ku berbunyi tanda ada bbm atau ada yang menginvite karena
aku minta di promote tadi. “waah!” aku terkejut “ada apa git?” salah temanku
penasaran “ini wi kak tara ngeinvite gue. Gue ganyangka ahahhaha!” “yaudah
cepet accept akhirnya yang lo tunggu tunggu git hahah” balasnya sambil
menepuk-nepuk punggung ku.
“aduhhh.. udah punya kontak bbmnya masa iya gue ga
bbm an sama dia. Tapi kalo gue duluan yang bbm gengsi lah” dalam hati aku
berkata. Karena rasa penasaran yang kuat akhirnya aku memberanikan diri untuk
mengechat dia terlebih dahulu alias chat duluan. Aku tidak menyangka ternyata
di chat dia orangnya asik tidak seperti pada saat aku bertemu, dia adalah orang
yang sangat cuek dan tidak mau tahu. Terlalu sering chat sama dia rasa ku
kepadanya akhirnya semakin menjadi-jadi sampai aku berharap aku adalah orang
yang bisa menjadi kekasihnya tetapi itu tidak mungkin karena aku sepertinya
bukan tipe cewe yang dia mau. Lagi pula aku takut dia cuma php in aku.
Chat an sama kakak ketos
itu lumayan sering hampir setiap hari jadi ya bisa dibilang lama bisa juga
dibilang baru sebentar aku pedekatean sama kakak ketos itu. Dan pada suatu
malam dia tiba-tiba chat, “ta.. mau gak buka bersama di tempat makan sama kakak
sama temen-temen kakak alumni SMP” hatiku merasa senang bercampur malu
bercampur bingung, tapi aku memutuskan untuk ikut“oke kak aku ikut tapi kakak
janji ya jangan cuekin aku disana nanti terus ajakin aku ngobrol yah jangan
sibuk sama teman-temannya sendiri heheh” balas chatku. Dan kakak ketos itu
mengiyakan permintaan ku.
Buka bersama pun
selesai syukur lancar-lancar saja dan teman-temannya Tara itu tidak sombong.
Aku dan dia pergi ke tempat parkir, tiba-tiba ia berkata kepadaku “ta kaka suka sama gita, gita mau gak jadi pacar
kaka?” dalam hati aku sangat terkejut, aku bertanya-tanya kepada diri sendiri
apakah ini sungguhan? Apakah ini terlalu cepat? Oh tuhan bagaimana ini? Aku
belum terlalu mengenal sifatnya, tapi jika aku tolak pasti aku akan menyesal
tentu saja dia akan kecewa dan menjauhi ku. Aku tidak mau itu terjadi, aku
memang menyimpan rasa sayang kepadanya. “oke kak.. gita mau kok jadi pacar
kaka”jawabku sambil menunduk dan tersenyum karena aku tidak berani menatap
matanya. “makasih ta udah mau nerima kaka” balasnya sambil tersenyum. Tanggal 3
agustus 2013 aku dan dia resmi jadian.Hati ku sangat senang karena cowo yang
aku harapkan akhirnya menjadi kekasihku. Semenjak aku berpacaran dengannya
tidak pernah sedikitpun terlintas pikiran-pikiran negatif tentangnya, dan aku
rasa ia juga menyanyangiku.
Tujuh hari sudah aku
berpacaran dengannya, tiba-tiba dia tidak ada kabar sama sekali sejak 2 hari
yang lalu aku khawatir tiba-tiba ia menghilang tanpa kabar “kak wulan tara gada
kabar sama sekali dari kemarin dia kemana ya kak? Gita khawatir” kebetulan aku
sedang bersilaturahmi ke kampung halaman jadi aku tidak bisa menemuinya “udah
ta dia mungkin lagi sibuk tunggu aja ya” balas chat kakak seniorku yang sangat
dekat dengan ku juga. Seminggu berlalu tara yang tanpa kabar, aku tidak tahu
harus bagaimana.
Suara telefon dari handphone ku berbunyi, itu tara!
Tara kembali! Tara mengabari ku. “halo kak kakak kemana aja? Kok gitu sama
gita? Ga ngasih kabar” omongku yang jelas sekali sangat khawatir dan rindu
padanya “ta.. mungkin cukup sampai disini aja ya?” balasnya dengan suara yang
kedengarannya sangat serius “loh emg kenapa kak? Yaudah deh kalo mau kaka kaya
gitu gapapa” jawabku pasrah karena aku bingung harus mengatakan apalagi. Aku
sangat kecewa waktu itu.
“yohana gue putus sama tara gatau kenapa dia gada
kabar seminggu tiba-tiba dia mutusin gue lewat telefon”, “hah? Serius lo? Gada
alesan yang jelas gitu dari dia kenapa tiba-tiba mutusin lo? Balas yohana
“enggga yoh. Gue sayang banget sama dia tapi dianya begitu” ucapku “yaudah git
sabar aja lagian kan lo baru sebentar sama dia lupain aja anggep aja dia tuh
udah jahatin lo lagian baru sebentar deket udah jadian, biarin aja nanti dia
dapetin karma” ujar yohana sahabatku.
Lima
bulan, ternyata aku belum bisa move on dari Tara susah banget rasanya. Sampe
sekarang aku masih bertanya-tanya kenapa ia memperlakukan aku seperti itu.
Sampai teman dekat dan sahabat-sahabatnya aku tanyakan mengapa ia begitu,
tetapi mereka punya jawaban yang sama yaitu “tidak tahu”. Aku yakin karma itu
pasti ada untuknya. Aku yakin dia akan kembali pada ku suatu saat entah itu
kapan atau mungkin saja itu tidak akan pernah terjadi karna aku terlalu banyak
berharap.
Akhir bulan desember sekolah ku mengadakan kelas
meeting. Aku dan teman-teman OSIS ku mengadakan beberapa lomba salah satunya
futsal, hobi yang sangat digemari tara. Selesai kelas meeting tiba-tiba sahabat
ku yohana “gita dicariin kak Tara tuh
katanya mau ngomong sama lo” ucapnya “ohh dimana dia? didepan?” ujarku sambil
menunjuk keluar kelas.
“ta.. kaka minta maaf ya sama perbuatan kakak ke
gita waktu itu sumpah itu kakak ga maksud begitu kakak minta maaf banget”
ujarnya “ya kenapa? Kenapa kakak begitu sama aku? Alasannya apa?” balasku
dengan membuang muka “kakak itu belum bisa moeve on dari seseorang yang kakak
suka. Tapi ternyata orang yang kakak suka gak suka sama kakak. Kalo dipikir2
kakak nyesel udah begitu sama gita, kakak minta maaf” balasnya dengan muka
pasrah, “iya kak gapapa gita maafin kok” balasku dan aku pergi karena aku sudah
agak muak padanya.
Dunia seakan berputar dimana dulu aku yang paling
sering chat duluan kini berbalik. Dia yang kini sepertinya tidak mau kehilangan
sosok aku dan rasa penyesalan dengan apa yang telah ia perbuat kepadaku. Rasa
sayang yang tadinya memudar kini datang lagi rasa yang tidak ingin kehilangan
sosok seorang tara. “ta temenin kakak makan yuk? Sekali aja” di chat “iya kak
insyallah tapi kapan?” balasku “besok mau yah?” tanyanya “iya kak” jawabku
(disebuah tempat makan) ‘ta kakak pengen ngomong.
Gita mau gak jadi pacar kaka lagi yang kedua kalinya? Kakak janji gabakal
mgulangin kaya kemaren lagi kakak sayang sama gita. Maafin kakak” ucapnya “gita
juga sayang kok sama kakak. Tapi gita takut kakak gituin gita lagi. Itu sakit”
balasku dengan mata sudah tak tahan ingin menangis “iya kakak tahu itu sakit
tapi tolong kasih kakak satu kesempatan lagi kakak janji gabakal gitu lagi ta.”
Mohonnya, hati memang tak bisa dibohongi rasa sayangku sudah terlalu besar
untukknya dan aku memutuskan “oke kak gita mau kok terima kakak lagi tapi janji
jangan kecewain gita kaya kemren lagi” pintaku “iya ta kakak janji! Gabakal !
kakak bakalan sepenuh hati nyayangin gita” jawabnya dengan penuh keseriusan.
Kami pun saling berjanji untuk saling menyanyangi dan tidak menyakiti. Tanggal
6 Januari 2014 kami resmi berpacaran kembali.
Sampai sekarang hubungan kami terus berlanjut. Aku
harap aku akan tetap bersama dengannya sampai dipisahkan dengan waktu. Karena
kami saling menyangi.
TAMAT